Pantai Kartini Rembang
Dampo Awang Beach atau nama lamanya TPRK adalah salah satu tempat tujuan wisata yang berlokasi di Kabupaten Rembang yang sudah dikenal oleh masyarakat di wilayah ini dan daerah-daerah sekitarnya sejak zaman penjajahan Belanda. Pada zaman kolonial Belanda, taman itu di samping digunakan sebagai tempat rekreasi juga digunakan untuk mengawasi lalu lintas laut di sekitar perairan Rembang. Di tempat itu terdapat bangunan kuno yang diperkirakan sebagai tempat pertemuan dan pesta orang-orang Belanda.
foto dokument Rembang Post |
Menurut informasi dari Dinas Pariwisata Rembang, di atap bangunan ini pernah ditemukan tulisan angka tahun pembuatan gedung tersebut, yakni tahun 1811. Seandainya hal ini benar maka kemungkinan gedung ini dibuat pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal HW Daendels (1808-1811) yang terkenal sebagai pemrakarsa pembangunan jalan Anyer - Panarukan itu. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kota yang dilintasi jalan tersebut
Rembang merupakan salah satu kota yang dilewati Jalan Pos ini. Sejak tahun 1945, gedung ini dimanfaatkan sebagai gereja oleh Jemaat Umat Kristen Protestan. Oleh karena jumlah anggota jemaat yang semakin berkurang maka bangunan tua tersebut diubah fungsinya sebagai Taman Bacaan dan Perpustakaan Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang. Setelah beberapa lama bangunan tersebut dibeli oleh Jemaat Kristen Jawa (dengan koordinasi dengan Gereja Indonesia Bagian Barat) sejak tahun 1996, maka kondisi bangunan semakin memburuk. ( saya inget bener bangunan tersebut memang berantakan dan kosong penuh sampah berserakan, karna tahun 1996-1999 saya belajar di MAN Lasem )
Menurut sejarah yg saya baca di http://rembangpost.blogspot.com akhir tahun 2001 atap bangunan tersebut roboh. Pada saat ini tinggal tiang-tiang penyangga dan temboknya saja yang masih tersisa.
Upaya-upaya
untuk menyelamatkan gedung antik yang merupakan peninggalan sejarah tersebut
sudah sering dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang. Setelah melakukan
negoisasi yang panjang, akhirnya pengelolaan bangunan tua tersebut diserahkan
kepada pemerintah Kabupaten Rembang. Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Rembang
sedang merencanakan untuk melakukan renovasi terhadap bangunan tersebut, untuk
selanjutnya akan digunakan sebagai gedung pertemuan dan pusat promosi dan
pengembangan wisata Kabupaten Rembang.
Secara
keseluruhan, Taman Kartini telah mengalami renovasi beberapa kali sejak tahun
1979. Pada tahun ini dibangun sarana bermain anak-anak. Selanjutnya pada tahun
1992 diadakan penataan lagi dengan menambah fasilitas seperti shelter, gardu
pandang, pembangunan talud pantai, dan sebagainya sehingga menambah daya tarik
taman rekreasi ini. Sejak saat itu nama Taman Kartini diganti dengan nama Taman
Rekreasi Pantai Kartini (TRPKartini)
Di dalam TRP
Kartini terdapat jangkar raksasa yang oleh masyarakat dikenal dengan nama
jangkar Dampo Awang. Jangkar
ini dipercaya milik pelaut Tionghoa yang bernama Sam Pho Khong. Diceritakan
bahwa pada waktu Sam Pho Khong sedang berlayar di Laut Jawa dalam rangka
ekspedisi ke selatan, kapal Sam Pho Khong diterjang gelombang besar sehingga
kapalnya rusak, rantai jangkar terlepas dan terdampar di Rembang dan layarnya
tertiup angin topan yang akhirnya jatuh di pantai Bonang sekarang ini dikenal
sebagai batu layar.
Untuk kepentingan pengmbangan
wisata di TRPKartini, pada hari kamis pon tanggal 16 Oktober 2003, jangkar dengan
panjang 2,5 m dan lebar 1,5 m ini dipindah dari tempatnya semula daratan di
tengah-tengah TRP Kartini yaitu sekitar 50 km dari garis pantai ke dalam
monumen megah yang dilengkapi dengan pelindung kaca dan lampu yang dibangun
diatas perairan tepi pantai, tepatbya 20 m dari garis pantai. Oleh masyarakat
dan Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang, jangkar Dampo Awang ini tidak hanya
dijadikan sebagai benda bersejarah, namun juga dijadikan sebagai simbol
semangat bahari kota Rembang guna mewujudkan misi “Rembang Bahari”
Mengenai hal ihwal pemindahan
jangkar Dampo Awang ini terdapat cerita-cerita yang menarik. Diceritakan bahwa
pada tahun 1950-an, jangkar ini pernah “mengamuk” ketika akan dipindah keluar
Rembang yaitu ke Semarang. Tiba-tiba muncul badai besar di Rembang selama satu
minggu lebih. Behkan benda yang semula terletak di belakang Lembaga
Pemasyarakatan ini tidak bergerak ketika diangkat oleh sekitar 100 orang.
Ketika dipindah dari belakang Lembaga Pemasyarakatan ke TRP Kartini, Jangkar
Dampo Awang diangkat oleh 150 orang. Namun demikian proses pemindahan ke lepas
pantai tanggal 16 Oktober 2003 hanya membutuhkan 16 orang meskipun membutuhkan
waktu yang lama yaitu sekitar 5 jam. Relatif mudahnya pemindahan Jangkar Dampo
Awang pada tanggal 16 Oktober 2003 ini menurut paranormal setempat disebabkan
oleh kerelaan “penunggu” jangkar yang untuk sementara mau pindah dulu dari
“rumahnya” untuk kemudian kembali lagi setelah pemindahan selesai. Para
paranormal berhasil melakukan pendekatan terhadap “penunggu” Jangkar Dampo
Awang.
semenjak tahun 1999 - 2012, saya ga pernah lagi melihat Pantai Kartini
dan tepat pertengahan tahun 2012, si kecil ada acara Rekreasi TK, kebetulan orang tua wali ikut mendam pingi rekreasi tersebut, dari rumah saya sudah mengandai-andai lokasi tersebut, bahkan sedikit banyak my baby udah tak ceritain kalo disana ada bangunan kunonya ( kayak gereja, tp udah ga terpakai, terus ada lagi jangkar bueesar sekali )
Biyuuuuhhh...setelah sampai di taman ini saya kaget bukan kepalang, ternyata sudah berubah total
( tertegun waktu bis sedang mau parkir...lho kok jadi gini...? )
Iya ternyata taman kartini dulu yang hampir tiap hari minggu aku kunjungi udah berubah total, saya masih inget dulu kalo berkunjung jarang banget lewat pintu depan ( maklum, suka gratisan, namanya jg anak sekolahan...) saya seringnya lewat pintu samping timur, menyusuri kios-kios yang tiap hari banyak orang main kartu (remi,domino )
ilustrasinya seperti gambar diatas, kl ga salah dulu saya juga lewate pintu ini, tp belum sebagus ini, dl ga pake lompat, jujur kalo lompat Pager MAN lasem hampir tiap hari |
jadinya bernostalgia di taman Kartini nih......
Sekarang taman kartini dah buagus....
Fasilitas yang tersedia di tempat rekreasi ini antara lain;
1. Taman bermain anak
2. Kolam renang
3. Pantai berpasir putih
4. Jangkar Dampo Awang
5. Anjungan
6. Panggung hiburan
7. Perahu wisata
8. kios cinderamata
9. Kolam buaya
10. Permainan air dll
hmmmm....rasanya pingin main kesini ma temen waktu sekolah dulu..... ( hayo...siapa yang masih inget...)
Pantai Caruban Lasem Aset Wisata Rembang
Kompas/Hendriyo Widi
Pantai Caruban, Lasem.
LASEM, KOMPAS.com - Pantai Caruban di Desa Gedongmulyo,
Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, merupakan aset wisata
pesisir Rembang. Pantai dengan pasir putih itu, saat ini tengah menjadi
sirkuit Kejuaraan Nasional Voli Pantai Indonesia Terbuka Seri II Bupati
Rembang Cup 2012, 3-6 Mei.
Pantai yang berada sekitar satu kilometer dari Jalan Raya Pantura Lasem itu masih alami. Pemandangan jalan menuju ke sana pun cukup memesona, meskipun jalan hanya muat dilalui satu mobil dan satu sepeda motor.
Setiap musim penghujan, di samping kanan dan kiri jalan menuju Pantai Caruban berupa tambak bandeng dan udang. Adapun ketika musim kemarau, tambak tersebut menjadi lahan garam yang mengkristal memendarkan sinar matahari.
Pantai yang berjarak sekitar delapan kilmeter dari pusat kota Rembang itu dapat dipadukan dengan wisata lain. Misalnya, wisata menyusuri kota tua Lasem, belanja batik Lasem, jelajah peninggalan Kerajaan Majapahit, dan kuliner lontong tuyuhan.
Atau bisa pula berwisata religi ke patilasan Sunan Bonang. Jaraknya sekitar lima kilometer dari Pantai Caruban.
Pantai yang berada sekitar satu kilometer dari Jalan Raya Pantura Lasem itu masih alami. Pemandangan jalan menuju ke sana pun cukup memesona, meskipun jalan hanya muat dilalui satu mobil dan satu sepeda motor.
Setiap musim penghujan, di samping kanan dan kiri jalan menuju Pantai Caruban berupa tambak bandeng dan udang. Adapun ketika musim kemarau, tambak tersebut menjadi lahan garam yang mengkristal memendarkan sinar matahari.
Pantai yang berjarak sekitar delapan kilmeter dari pusat kota Rembang itu dapat dipadukan dengan wisata lain. Misalnya, wisata menyusuri kota tua Lasem, belanja batik Lasem, jelajah peninggalan Kerajaan Majapahit, dan kuliner lontong tuyuhan.
Atau bisa pula berwisata religi ke patilasan Sunan Bonang. Jaraknya sekitar lima kilometer dari Pantai Caruban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar